whatsapp

Asal Usul Divisi Human Resources

Seperti semua hal pada umumnya, HR (Human Resources) atau disebut juga sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki sebuah awal mula. Asal usul divisi Human Resources ditemui sejak abad ke 18, sebuah rutinitas yang dapat disimpulkan bukanlah hal yang modern. Siapakah yang menggagaskan ide pengelolaan HR, mengapa pengelolaan tersebut dibutuhkan, dan apa manfaatnya untuk suasana bekerja para pekerja? Berikut adalah penjelasannya.  

Asal Usul HR

Gagasan tentang konsep HR modern datang dari dua orang; Charles Babbage dan Robert Owen. Babbage adalah seorang insinyur mekanis yang membawa konsep ilmiah akan manajemen ‘hidup’ jauh sebelum Bapak Manajemen Ilmiah sendiri (Frederick Taylor). Sementara itu, Robert Owen adalah seorang pendukung reformasi sosial. Owen percaya bahwa pekerja harus mendapatkan motivasi yang mendorong dirinya untuk memiliki kinerja yang lebih baik, daripada merasa tertekan [akan kehilangan pekerjaan jika tidak bekerja dengan baik]. Babbage dan Owen mendorong kelahiran HR yang kemudian berperan sebagai suatu bentuk kedisiplinan jauh setelah masa mereka. Kedua tokoh ini memahami bahwa kunci kesuksesan suatu organisasi adalah para pekerja serta kebaikan fisik & mentalnya. Sebelum disebut sebagai Human Resource, HR memiliki beberapa nama pendahulu seperti ‘Industrial Welfare’, ‘Personnel Management’, dan juga ‘Scientific Management’.  

Perkembangan Divisi HR

Kedua tokoh tersebut memang membantu munculnya konsep HR modern, akan tetapi terwujudnya konsep tersebut tidak terjadi hingga pada awal abad ke-20. Munculnya serikat pekerja dan departemen manajemen personalia merupakan gagasan dari seorang insinyur mekanis lainnya seperti Charles Babbage, yaitu Frederick Taylor. Taylor mengeksplorasi bagaimana caranya untuk memotivasi pekerja manufaktur untuk lebih efisien, hal ini merupakan dasar penting untuk pengembangan disiplin. Berkat dedikasinya akan efisiensi tersebut, Taylor diberikan titel ‘Bapak Manajemen Ilmiah’ atau HR modern dan kemungkinan besar juga adalah konsultan manajemen paling pertama. Menurut fastcompany.com, departemen HR pertama terbentuk di dalam National Cash Register Company di tahun 1901 atas respon mereka terhadap demonstrasi pekerja. Namun, pada saat itu perusahaan tersebut menyebut divisi HR sebagai ‘Personnel’. Divisi ini memfokuskan perhatian kepada pengelolaan upah, keselamatan kerja, serta mengurus keluhan karyawan, nilai-nilai yang juga didukung oleh HR modern saat ini.  

Bangkitnya Divisi HR Hingga Memasuki Era Modern

Pada abad ke-21, tanggung jawab divisi HR telah tumbuh dan berubah seiring dengan situasi ekonomi dan tuntutan teknologi. Divisi ini memiliki peran yang lebih besar dalam keputusan manajemen, serta inovasi lebih yang diperlukan untuk mengelola karyawan yang bekerja sesuai peraturan perusahaan di tengah pandemi; berjarak jauh dan tersebar di seluruh dunia. Hubungan antara pekerja dan employer berubah di abad 20, dan perubahan ini terjadi karena pengaruh yang tercipta oleh divisi HR. Di tengah abad 20, HR telah menjadi suatu mata pelajaran yang dipelajari di universitas. Selain itu, undang-undang tentang pekerjaan juga diberlakukan di akhir abad 20 yang melindungi pekerja di segala lapisan, dan memastikan bahwa hak-hak mereka tidak dicurangi. Divisi HR juga bertanggung jawab untuk memberikan pelatihan, penyimpanan data, manajemen employee benefit serta mematuhi undang-undang yang berlaku.  

Tujuan Terbentuknya Divisi HR

Divisi HR memegang suatu peran penting untuk kesuksesan bisnis, bahkan divisi ini pantas dianggap sebagai ‘tangan kanan’ CEO perusahaan. Tanpa HR, suatu perusahaan tidak akan bisa menyeleksi kandidat yang tepat untuk kemajuan kegiatan bisnis mereka. Selain mengelola tugas administrasi yang berkaitan dengan gaji karyawan dan kedisiplinan, mereka juga berperan besar dalam memajukan efektivitas perusahaan. Berikut adalah beberapa tujuan mengapa divisi HR penting untuk berdiri di setiap perusahaan:
  • Rekrutmen dan Seleksi Proses pencarian hingga penyeleksian karyawan yang berpotensi dan sesuai dengan kualifikasi perusahaan merupakan suatu hal yang penting. HR dituntut untuk menemukan bakat-bakat terbaik diantara banyaknya calon karyawan. Kualifikasi mereka dapat dinilai dari kemampuan, pengalaman bekerja, dan soft skills yang dapat dikonfirmasi melalui interview atau tes psikologi.
  • Pelatihan & Pengembangan Melatih dan mengembangkan potensi pekerja lebih jauh akan membawa manfaat untuk peningkatan bisnis perusahaan. Hal ini dilakukan melalui edukasi dan pelatihan yang meningkatkan soft skills serta kemampuan relevan lainnya yang dibutuhkan dalam pekerjaan masing-masing individual.
  • Kompensasi & Benefit Setelah berhasil mencari hingga menyeleksi pekerja, hal yang perlu dilakukan setelahnya adalah menjaga retensi karyawan atau mengusahakan hal-hal yang dapat membuat pekerja bertahan di perusahaan. Hal seperti pertimbangan nominal gaji, pemberian kompensasi (jaminan kesehatan, asuransi, dll) dapat dilakukan untuk menjaga kepuasan pekerjaan.
  • Administrasi Personel Memastikan kebenaran dan kecocokan data pribadi karyawan untuk kepentingan pembayaran gaji (Payroll), employee benefit, manajemen pinjaman karyawan, memantau absensi, pencatatan cuti tahunan, serta sistem kontrak kerja.
  • Penilaian Kinerja Sistem penilaian kerja dibutuhkan untuk tetap memastikan produktivitas para pekerja. Hal ini juga dilakukan sekaligus sebagai refleksi terhadap program pelatihan dan pengembangan karyawan. Apabila tidak terlihat perkembangan, maka pihak manajemen harus memikirkan cara memperbaiki kualitas tenaga kerjanya.
  • Career Planning Merancang program perencanaan karir untuk setiap lapisan karyawan, agar karyawan yang bekerja di perusahaan memiliki motivasi untuk mencapai target tersebut dan tidak mudah berpikir untuk pindah ke perusahaan lain.
  • Menciptakan Lingkungan Kerja yang Kondusif Kondisi kerja atau lebih sering disebut dengan work culture di tengah lingkungan kerja yang familiar dengan generasi Milenial dan Gen-z saat ini penting sifatnya untuk menjadi sekondusif mungkin sehingga pekerja menyukai lingkungan serta pekerjaan mereka.
  • Merancang Program On-Boarding Setiap pekerja yang memasuki lingkungan baru perlu diinformasikan hal-hal yang perlu diketahuinya sebagai salah satu anggota organisasi atau perusahaan. Hal ini penting agar mereka lebih memahami perusahaan tempatnya bekerja, struktur organisasi, hingga tugasnya masing-masing.
Setelah melalui waktu panjang dan perubahan yang konstan di berbagai industri dan perusahaan, sejarah divisi HR adalah sesuatu yang kompleks dan inovatif. Pada saat ini, inovasi lainnya di bagian teknologi telah diantisipasi divisi HR untuk tetap maju dan relevan di dalam lingkungan pekerjaan di masa yang akan datang.