
Dua Pertanyaan Tentang Lingkungan Kerja yang Ideal
Pertanyaan tentang lingkungan kerja yang ideal penting untuk dijawab disaat banyak perusahaan perlahan merencanakan bagaimana mengembalikan kondisi operasional bisnis mereka setelah pandemi berakhir.
Selama masa pemulihan, perusahaan mulai merenungkan pelajaran apa yang dapat dipetik selama krisis pandemi mengenai manajemen kinerja dan mempertimbangkan menggunakan wawasan tersebut untuk bangkit kembali.
Hal ini berarti dibutuhkan adanya pemahaman lebih dalam proses rekrutmen dan cara mengelola kinerja pegawai sehingga mampu mengevaluasi hambatan bisnis secara konkrit.
Perusahaan dapat mengetahui cara pegawai mengambil keputusan, membangun hubungan, dan melaksanakan pekerjaan mereka.
Informasi ini memastikan pegawai kompeten pada bidang tertentu ditempatkan pada posisi yang tepat.
Pegawai umumnya tidak mampu mencapai potensi penuh jika tidak berada dalam posisi yang memungkinkan penerapan kompetensi mereka.
Maka dari itu, menjadi keharusan adanya optimasi daya tarik dan metode rekrutmen perusahaan untuk memilih serta mengembangkan tenaga kerja dengan kualifikasi tepat.
Disrupsi ini menjadi “wake-up call” perusahaan agar merampingkan bisnis, berorientasi pada kinerja, dan berpikiran maju.
Dengan menjadikan kinerja pegawai sebagai tolak ukur dalam proses perekrutan dan strategi bisnis, perusahaan dapat lebih efektif mendukung pembentukan lingkungan kerja ideal pasca pandemi.
Perusahaan yang meningkatkan standar kompetensi pegawai cenderung memiliki kinerja yang lebih konsisten dan mampu mempersiapkan bisnis dengan sebaik-baiknya untuk disrupsi lain di masa depan.
Lingkungan kerja yang ideal tidak selalu membutuhkan perbaikan, tetapi memerlukan kalibrasi kembali budaya kerja perusahaan agar selaras dengan cara baru menyelesaikan pekerjaan.
Selama pandemi, perusahaan sering berkomunikasi langsung dengan manajer mengenai perubahan pada pekerjaan, prioritas konsumen, permasalahan kebutuhan sumber daya manusia yang mempengaruhi operasional bisnis.
Komunikasi ini perlu dipertahankan setelah pandemi berakhir agar manajer mengetahui di mana harus memfokuskan tim mereka dan mendorong produktivitas.
Sementara itu, ritual adalah kebiasaan yang sulit dihentikan tanpa mengintegrasikan kebiasaan baru.
Perusahaan membutuhkan nilai dan ritual baru dalam menanggulangi segala dinamika lingkungan kerja baru yang menuntut adanya fleksibilitas pegawai.
Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi semakin mengaburkan batas tersebut.
Untuk mencapai work-life balance, seluruh departemen perlu memperkuat kemampuan untuk mendengarkan dan menemukan solusi dari permasalahan kebutuhan pegawai yang kompleks.
Penerapan hybrid working memungkinkan perusahaan merekrut pekerja berkualitas di seluruh dunia dan disaat bersamaan memberikan pilihan bagi yang mengalami dampak buruk dari WFH untuk bekerja di kantor.
Ketimbang terjebak pada sistem kerja kaku, perusahaan memiliki kesempatan menghilangkan struktur lama dan menciptakan proses baru yang menghilangkan hambatan selama bekerja.
Pegaw.ai adalah platform manajemen kebutuhan sumber daya manusia yang fleksibel dan komprehensif.
Seluruh proses pembuatan fitur Pegaw.ai sudah melalui tahapan riset standar kebijakan HR di berbagai perusahaan lintas industri.
Apapun jenis dan ukuran perusahaan, Pegaw.ai hadir sebagai solusi untuk mengatasi tantangan dan kebutuhan bisnis anda.
Selama masa pemulihan, perusahaan mulai merenungkan pelajaran apa yang dapat dipetik selama krisis pandemi mengenai manajemen kinerja dan mempertimbangkan menggunakan wawasan tersebut untuk bangkit kembali.
Hal ini berarti dibutuhkan adanya pemahaman lebih dalam proses rekrutmen dan cara mengelola kinerja pegawai sehingga mampu mengevaluasi hambatan bisnis secara konkrit.
Page Contents
Penjelasan Pentingnya Menjawab Pertanyaan Tentang Lingkungan Kerja Ideal
Dua Pertanyaan Tentang Lingkungan Kerja Ideal
Siapakah Orang yang Tepat Terhadap Kesuksesan Bisnis Perusahaan?
Membangun lingkungan kerja dengan pegawai berkualitas memerlukan peninjauan objektif terhadap kinerja dalam mencapai visi dan misi perusahaan.Perusahaan dapat mengetahui cara pegawai mengambil keputusan, membangun hubungan, dan melaksanakan pekerjaan mereka.
Informasi ini memastikan pegawai kompeten pada bidang tertentu ditempatkan pada posisi yang tepat.
Pegawai umumnya tidak mampu mencapai potensi penuh jika tidak berada dalam posisi yang memungkinkan penerapan kompetensi mereka.
Maka dari itu, menjadi keharusan adanya optimasi daya tarik dan metode rekrutmen perusahaan untuk memilih serta mengembangkan tenaga kerja dengan kualifikasi tepat.
Pandemi telah menimbulkan disrupsi bisnis sangat signifikan hingga sekarang.
Disrupsi ini menjadi “wake-up call” perusahaan agar merampingkan bisnis, berorientasi pada kinerja, dan berpikiran maju.
Dengan menjadikan kinerja pegawai sebagai tolak ukur dalam proses perekrutan dan strategi bisnis, perusahaan dapat lebih efektif mendukung pembentukan lingkungan kerja ideal pasca pandemi.
Perusahaan yang meningkatkan standar kompetensi pegawai cenderung memiliki kinerja yang lebih konsisten dan mampu mempersiapkan bisnis dengan sebaik-baiknya untuk disrupsi lain di masa depan.
Menciptakan Lingkungan Kerja Ideal Melalui Strategi Reboarding
Reboarding merujuk pada menginformasikan pegawai pada proyek terbaru, menyesuaikan budaya lingkungan kerja baru, dan membantu pegawai memahami harapan berbeda dalam pekerjaan.Lingkungan kerja yang ideal tidak selalu membutuhkan perbaikan, tetapi memerlukan kalibrasi kembali budaya kerja perusahaan agar selaras dengan cara baru menyelesaikan pekerjaan.
Kepemimpinan dan Komunikasi
Kepemimpinan merupakan suatu wujud yang menampilkan tujuan dan visi perusahaan untuk diimplementasi pegawai dalam pekerjaan mereka.Selama pandemi, perusahaan sering berkomunikasi langsung dengan manajer mengenai perubahan pada pekerjaan, prioritas konsumen, permasalahan kebutuhan sumber daya manusia yang mempengaruhi operasional bisnis.
Komunikasi ini perlu dipertahankan setelah pandemi berakhir agar manajer mengetahui di mana harus memfokuskan tim mereka dan mendorong produktivitas.
Nilai dan Tradisi
Nilai yang dianut perusahaan merepresentasikan janji kepada pegawai dan konsumen untuk menghadapi segala tekanan selama krisis.Sementara itu, ritual adalah kebiasaan yang sulit dihentikan tanpa mengintegrasikan kebiasaan baru.
Perusahaan membutuhkan nilai dan ritual baru dalam menanggulangi segala dinamika lingkungan kerja baru yang menuntut adanya fleksibilitas pegawai.
Work-life Balance
Setiap keputusan perusahaan terkait tenaga kerja, mulai dari rekrutmen, keterlibatan, hingga pengembangun harus mengakui bagaimana perpaduan antara kehidupan profesional tetap menghormati ruang pribadi individu.Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi semakin mengaburkan batas tersebut.
Untuk mencapai work-life balance, seluruh departemen perlu memperkuat kemampuan untuk mendengarkan dan menemukan solusi dari permasalahan kebutuhan pegawai yang kompleks.
Hybrid Working
Dikarenakan kebutuhan bekerja di kantor semakin berkurang, perusahaan harus merangkul hybrid working sebagai sistem kerja baru.Penerapan hybrid working memungkinkan perusahaan merekrut pekerja berkualitas di seluruh dunia dan disaat bersamaan memberikan pilihan bagi yang mengalami dampak buruk dari WFH untuk bekerja di kantor.
Ketimbang terjebak pada sistem kerja kaku, perusahaan memiliki kesempatan menghilangkan struktur lama dan menciptakan proses baru yang menghilangkan hambatan selama bekerja.
Pegaw.ai adalah platform manajemen kebutuhan sumber daya manusia yang fleksibel dan komprehensif.
Seluruh proses pembuatan fitur Pegaw.ai sudah melalui tahapan riset standar kebijakan HR di berbagai perusahaan lintas industri.
Apapun jenis dan ukuran perusahaan, Pegaw.ai hadir sebagai solusi untuk mengatasi tantangan dan kebutuhan bisnis anda.
