
Industri Logistik Perlu Cuti & Lembur Otomatis
Industri logistik perlu cuti dan lembur otomatis pada masa pertumbuhan perdagangan internasional, e-commerce, dan transportasi internasional yang pesat.Peran sumber daya manusia dalam industri logistik menjadi elemen yang penting untuk mencapai tujuan usaha logistik dan seluruh rantai pasokan.
Industri logistik adalah industri yang bergerak cepat dengan semua sumber daya manusia bekerja keras untuk memastikan persediaan barang dan barang dagangan dikirimkan tepat waktu dan tanpa kesalahan.
Tingkat stres tinggi dan kelelahan adalah kemungkinan nyata kepada tenaga kerja ketika tidak meluangkan waktu istirahat dan berhubungan kembali dengan orang yang mereka cintai.
Pegawai di sektor logistik sering kali bekerja dalam shift sehingga menciptakan kompleksitas tambahan bagi manajemen.
Shift kerja dilihat dari perspektif bisnis berkaitan dengan syarat kepatuhan terhadap UU Ketenagakerjaan dan disaat bersamaan memenuhi kebutuhan operasi usaha yang efektif.
Namun dari perspektif pegawai, shift kerja berkaitan dengan tekanan pada kehidupan sosial, masalah kesehatan, motivasi dan loyalitas.
Program cuti dan lembur berbayar membuat pegawai industri logistik mengambil waktu yang mereka butuhkan untuk urusan pribadi serta mendapatkan kompensasi yang sepadan atas pertambahan jam kerja.
Manajemen pegawai industri logistik yang perlu cuti dan lembur sulit dikelola jika masih mengandalkan spreadsheet dan perhitungan manual.
Pengelolaan cuti dan lembur otomatis menjadi salah satu solusi dari permasalahan proses manajemen kompleks dan memakan waktu banyak.

Page Contents
Alasan Industri Logistik Perlu Cuti dan Lembur Otomatis
Industri Logistik Darurat Regulasi
Industri Logistik diatur berdasarkan Sistem Logistik Nasional (Sislognas) yang dirancang oleh Menko Perekonomian. Sislognas adalah suatu sistem yang mampu menjamin keberlangsungan suatu proses distribusi barang baik material maupun produk jadi dari satu tempat ke tempat lain dengan baik dan sesuai pada jumlah yang dibutuhkan dalam skala wilayah nasional Indonesia. Singkatnya, sislognas merupakan sistem yang mendukung proses pengelolaan rantai suplai (supply chain management) berskala nasional. Akan tetapi, Supply Chain Indonesia (SCI) menilai implementasi Sislognas sebagai payung hukum sektor logistik yang dikeluarkan hampir 10 tahun lalu berjalan tidak efektif. Supply Chain Indonesia adalah lembaga independen yang bergerak dalam kegiatan pendidikan, pelatihan, konsultasi, penelitian, dan pengembangan bidang logistik dan supply chain di Indonesia. Setijadi selaku Chairman Supply Chain Indonesia (SCI), mengatakan tanpa cetak biru Sislognas yang efektif, program kementerian dalam bidang logistik akan sulit direncanakan dan diimplementasikan secara sinergis dan optimal. Hal ini akan berdampak pada sumber daya manusia di industri logistik akibat dari regulasi yang tumpang tindih. Industri logistik termasuk kedalam industri yang sering mengalami situasi tidak terduga. Maka dari itu, perusahaan serta pihak HR harus mampu mengantisipasi situasi tersebut dengan memilih sistem pengolahan otomatis yang mumpuni dan menawarkan fleksibilitas terhadap pengajuan cuti dan lembur pegawai.Industri Logistik Kekurangan Tenaga Kerja
Industri logistik termasuk dalam salah satu industri yang mengalami kekurangan tenaga kerja akibat pandemi. Logistics UK, suatu organisasi perdagangan terbesar di Inggris, membandingkan angka tenaga kerja antara periode April-Juni 2019 dan tahun 2021. Ditemukan bahwa industri logistik Inggris mempekerjakan 2,56 juta orang pada kuartal kedua 2021, sebesar 11% diantaranya adalah warga negara anggota Uni Eropa. Data ini menunjukkan terjadi penurunan tenaga kerja industri logistik di Inggris hampir 14% sebelumya pada kuartal kedua 2019. Kekurangan tenaga kerja membuat pihak HR tidak dapat sembarangan memberikan cuti dan lembur kepada pegawai, Untuk mengatasi ini, pihak HR bergantung pada data spreadsheet yang berisikan perhitungan manual jam kerja seluruh pegawai untuk memutuskan kelayakan pengambilan cuti maupun lembur. Solusi ini tidaklah ideal mengingat berbagai penelitian beberapa tahun terakhir menemukan bahwa setidaknya 88% dari semua spreadsheet memiliki kesalahan di dalamnya. Spreadsheet yang dibuat dengan sangat hati-hati pun dapat mengandung 1% atau lebih kesalahan penginputan ataupun rumus. Pengolahan cuti dan lembur otomatis menyediakan data secara real-time dan akurat sehingga pengambilan keputusan kelayakan cuti dapat diambil tanpa memperburuk keadaan industri yang sedang kekurangan tenaga kerja.Industri Logistik Perlu Pelacakan Pekerja yang Berpotensi Sakit.
Dikarenakan industri logistik bergantung besar pada tenaga kerja untuk kelangsungan bisnis, perusahaan harus dapat melacak jam kerja yang telah dihabiskan setiap pekerja sehingga terhindar dari jatuh sakit. Perusahaan logistik dapat membantu mengurangi jumlah pekerja yang jatuh sakit akibat lembur berlebih dengan pelacakan jam kerja saat pengajuan lembur dilakukan. Namun mengelola banyak lokasi dan pegawai yang berpindah-pindah di industri logistik dapat mempersulit tim HR untuk melacak jam kerja lembur pekerja secara akurat. Dengan pengelolaan otomatis, tim HR dapat melacak jam kerja pekerja dari lokasi mana pun dan menangkap jam kerja yang akurat dengan fungsi geolocation. Pegaw.ai dirancang dengan otomatisasi pengajuan cuti dan lembur pegawai, Tim HR dapat mengotomatiskan seluruh proses pengajuan dan persetujuan cuti pegawai. Menghitung jumlah jam dan upah lembur masing-masing pegawai secara manual akan membebankan pekerjaan tim HR di industri logistik.